Mesej Krismas Bisyop 2019

Salam dalam Nama mahakuasa Yesus Kristus, Tuhan dan Penyelamat kita.

Musim Adventus sudah berlalu, musim Krismas pula sudah di riba. Sepanjang Adventus kita berdoa menanti kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus ke dalam hati dan hidup kita. Sekarang masa kita bergembira merayakan kelahiran-Nya. Bagi umat Kristian, setiap minggu adalah “Paskah Kecil” di mana kita merayakan kematian dan kebangkitan Yesus yang amat berharga, yang membebaskan kita dari dosa dan pemisahan dari Allah. Namun Krismas mengingatkan kita untuk mengingati kebenaran yang sama hebat untuk menggenapi misi penyelamatan-Nya, Anak Allah yang telah merendahkan diri untuk mengambil sifat manusia (Flp. 2:6-7). Dia tidak datang ke dunia dengan kilat, guntur dan tentera syurga, tetapi sebagai anak kecil.

Dalam Lukas bab 2, seorang malaikat Tuhan mengumumkan kelahiran Yesus kepada sekumpulan gembala kemudian disertai satu bala tentera malaikat memuji Allah. Kita biasa dengan kata-kata para malaikat ini, kerana kita mengucapkannya setiap kali kita merayakan Perjamuan Kudus: “Kemuliaan kepada Allah di tempat tertinggi, dan damai sejahtera bagi umat-Nya di bumi.” Ucapan singkat ini penuh dengan makna dan kuasa bagi kita.

Pengisytiharan malaikat ini bermula dengan kata-kata: “Kemuliaan kepada Allah di tempat tertinggi.” Sama seperti para malaikat, kita selalu memulakan dengan memuji Allah dan meninggikan nama-Nya atas perbuatan ajaib yang Dia lakukan. Kemudian para malaikat itu berkata lagi, “Damai sejahtera bagi umat-Nya di bumi.” Dengan demikian mereka menegaskan bahawa kelahiran Yesus membawa damai. Sering kita memikirkan kedamaian itu bermakna perang sifar atau tidak ada perselisihan dalam dunia, tetapi kedamaian Yesus membawa, pertamanya, pemulihan di antara Allah dan manusia. Dalam Yesaya, Mesias itu disebut “Raja Damai ” (9:6), dan maknanya dijelaskan dalam Yesaya 53:5: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; hukuman yang ditanggung-Nya memberi kita damai, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.” Damai sebenar di antara manusia bermula dengan damai dalam hati kita yang hanya Allah dapat memberikan melalui belas-kasihan, pengampunan dan kasih.

Bagaimanapun, setelah kita menerima damai syurgawi ini, kita harus mengongsikannya dengan orang lain dan bukan menyimpannya untuk diri sendiri. Bapa Abraham kita telah diberkati untuk menjadi berkat bagi “semua kaum di muka bumi ” (Kej. 12:3). Demikian juga, kita di dalam Gereja dipanggil menjadi agen kedamaian, kerana Tuhan kita Yesus bersabda, “Berbahagialah orang yang membawa damai.” (Mat. 5:9). Banyak perpecahan dan percanggahan dalam negara kita Malaysia. Selaku umat Kristian, marilah kita membawa damai dan perpaduan ke dalam masyarakat kita yang retak akibat perbezaan bangsa, agama, ideologi politik, dan sebagainya. Jika kita melakukannya, saya percaya sabda Tuhan akan digenapi, dan kita “akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9).

Saya akhiri dengan ucapan berkat ini dari Epistola Ibrani: “Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin. ” (13:20-21) Selamat Hari Krismas yang diberkati dan Selamat Tahun Baru kepada kamu sekalian.

SELAMAT HARI KRISMAS DAN TAHUN BARU 2020.